Sampah merupakan bagian dari masalah lingkungan karena pertambahan volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk mengurangi sampah masih terbatas. Di tengah kepadatan aktivitas manusia, penanganan sampah masih menjadi permasalahan serius yang belum bisa tertangani dengan tuntas, terutama di kota-kota besar. Pasalnya, rata-rata tiap orang per hari dapat menghasilkan sampah 1-2 kg dan akan terus bertambah sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat. Sampah yang tidak mendapat penanganan serius bisa mengakibatkan pencemaran.
Tim KIR SMP 1 Kudus, berhasil menciptakan suatu hal kecil namun berdampak besar bagi kehidupan selanjutnya, yang bernama, "Hand Sanitizer Eco Enzym". Hand Sanitizer berbahan dasar sampah kulit buah dan sayuran yang sangat membantu dalam pencegahan global warming.
Pada awalnya, Tim KIR SMP 1 Kudus mendapat suatu challenge dari mentor kami, Bu Sri Winarni. Untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kehidupan kita. Butuh waktu dan proses yang cukup lama untuk berada di titik keberhasilan, Tim KIR SMP 1 Kudus terus menggali ide -ide cemerlang karena ide itu harus dicari, bukan ditunggu, sampai suatu ketika ide "Hand Sanitizer" muncul di benak kami. Mengapa hand sanitizer? karena pada masa Covid-19 hand sanitizer adalah salah satu langkah untuk terhindar dari Covid-19. Hampir di semua tempat disediakan hand sanitizer karena hand sanitizer dipercaya mampu melawan kuman. Hal ini membuat kami berpikir untuk menciptakan hand sanitizer yang ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia. Hand sanitizer ini dipastikan akan lebih aman dan bermanfaat.
Untuk membuat hand sanitizer terlebih dahulu kami harus mencari cara untuk mengolah sampah buah dan sayur itu. Ibu Win membimbing kami mengolah sampah kulit buah dan sayur dengan metode eco enzym. Metode ini ditemukan oleh Dr. Rosukon Poonpanvong seorang peneliti dari Thailand. Eco enzym adalah hasil fermentasi limbah dapur organik (kulit buah dan sayur), gula merah dan air dengan perbandingan 3:1:10.
Tidak mudah bagi kami untuk berhasil membuat cairan eco enzym. Butuh kesabaran dan ketekunan karena proses pembuatannya membutuhkan fermentasi sampah kulit buah dan sayur selama tiga bulan.
Setelah kami berhasil dengan pembuatan eco enzym, tahap selanjutnya kami mengadakan penelitan untuk mengaplikasikannya sebagai bahan pembuatan hand sanitizer. Setelah dengan berbagai percobaan kami menemukan formula yang tepat untuk pembuatan hand sanitizer yang sangat sederhana namun efektif. Hanya dengan menggunakan eco enzym dan lidah buaya kami bisa menciptakan suatu inovasi. Keberhasilan ini membuat berinisiatif untuk mencoba mengikuti lomba Krenova (kreasi dan inovasi) yang diadakan kabupaten Kudus dan saat ini kami masih berjuang untuk mengikuti seleksi penjaringan tingkat provinsi. Pada saat HUT SMP 1 Kudus kami pun berinisiatif untuk menjualnya kepada teman, masyarakat umum, dan yang menjadi kebanggaan bapak Dandim 0722/Kudus juga turut serta memberikan dukungan untuk kami, TIM KIR SMP 1 Kudus. Kami bersyukur inovasi ini dapat diterima lingkungan sekitar kami dan mendapat apresiasi serta dukungan dari berbagai pihak.